Bentengi Peternakan Rakyat, FKIK Unwar Turun ke Bangli Perkuat Pencegahan ASF

Bentengi Peternakan Rakyat, FKIK Unwar Turun ke Bangli Perkuat Pencegahan ASF
Sesi foto bersama.

BANGLI – Ancaman African Swine Fever (ASF) yang berulang kali memukul sektor peternakan babi mendorong Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa mengambil langkah preventif langsung di tingkat akar rumput. Pada Sabtu, 15 November 2025, tim dosen FKIK Unwar melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Banjar Dinas Tambahan Kelod, Desa Tambahan, Kabupaten Bangli, dengan fokus utama peningkatan pemahaman peternak terhadap pencegahan ASF.

Kegiatan ini melibatkan dosen FKIK Unwar, yakni AA Dewi Megawati, S.Si., M.Biomed., Ph.D., Dr. AA Gede Indraningrat, S.Si., MSc., serta Dr. Dra. Sang Ayu Made Putri Suryani, M.Si. Untuk memperkuat aspek keilmuan, tim menggandeng narasumber dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, drh. Tri Komala Sari, MSc., Ph.D., yang memberikan penjelasan mendalam terkait karakteristik dan pola penyebaran ASF.

Dalam paparannya, drh. Tri Komala Sari menekankan bahwa ASF merupakan penyakit virus yang tidak menular ke manusia, namun berdampak fatal bagi babi dengan tingkat kematian yang sangat tinggi. Virus ASF dapat menyebar melalui berbagai jalur, mulai dari kontak langsung antarbabi, penggunaan peralatan kandang yang terkontaminasi, pakan sisa dapur yang tidak diolah dengan baik, hingga peran vektor seperti tikus dan lalat. “Tanpa vaksin yang efektif untuk semua varian virus, pencegahan berbasis biosekuriti menjadi kunci utama,” jelasnya.

Materi edukasi mencakup pengenalan tanda klinis ASF, seperti demam tinggi, penurunan nafsu makan, lesu, perubahan warna kulit, diare berdarah, hingga kematian mendadak. Selain itu, peternak diperkenalkan dengan Kiatvetindo ASF sebagai strategi kesiapsiagaan nasional, yang meliputi penerapan biosekuriti ketat, karantina ternak baru, pembatasan lalu lintas babi, serta penanganan ternak terinfeksi secara tepat.

Pendekatan edukasi juga menekankan konsep One Health, yang melihat ASF bukan semata persoalan kesehatan hewan, tetapi juga ancaman serius bagi ekonomi peternak, keberlanjutan pangan, dan kesejahteraan masyarakat. Kesadaran lintas sektor dinilai penting agar pencegahan dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.

Kegiatan yang diawali dengan sambutan Kelihan Banjar Dinas Tambahan Kelod, I Kadek Mustika, dilengkapi dengan pelaksanaan pretest dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Sebagai bentuk dukungan konkret, tim PkM FKIK Unwar juga menyerahkan 10 sak pakan babi kepada peternak setempat guna membantu menjaga kondisi ternak di tengah ancaman wabah.

I Kadek Mustika menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim akademisi yang dinilai memberikan solusi praktis sesuai kondisi lapangan. Ia berharap pendampingan semacam ini dapat terus berlanjut agar peternak memiliki kesiapan yang lebih baik dalam menghadapi ASF. Melalui program edukasi berkelanjutan, FKIK Universitas Warmadewa menargetkan peningkatan praktik biosekuriti di tingkat peternakan rakyat, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi peternak babi di Bangli.

Editor: Ray